E-Commerce Bagian 1



 E-Commerce (Electronic Commerce)

          Secara umum dapat diartikan sebagi kegiatan bisnis perdagangan maupun jasa yang berhubungan erat dengan media elektronik utamanya dengan menggunakan internet.


Manfaat E-Commerce

1. Revenue stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan, yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Melebarkan jangkauan.
3. Menurunkan biaya operasional.
4.Meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
5. Meningkatkan costumer loyalty.
6. Meningkatkan supplier management.
7. Meningkatkan mata rantai pendapatan.
8. Memperpendek waktu produksi.


Model Bisnis

1. Business to Business (B2B)

         Dilakukan antara pihak yang saling berkepentingan dalam menjalankan bisnis meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa yang dilakukan antar perusahaan.
contoh : Alibaba adalah sebuah layanan e-commerce yang berfokus pada B2B e-commerce yang menghubungkan berbagai jenis usaha kecil maupun menengah. Banyak pembeli dan penjual di dunia yang menjadikan alibaba sebagai tempat untuk menjual atau mencari produk.

2. Business to Costumer (B2C)

          Dilakukan antara pelaku bisnis atau perusahaan dengan konsumen, seperti pada umumnya bisnis yang dilakukan yaitu produsen menjual produk ke konsumen secara online.
contoh : Asus Store adalah sebuah website E-Commerse yang baru didirikan oleh Asus yang menjual smartphone buatan asus langsung kepada konsumen.

3. Costumer to Business (C2B)

         Dimana konsumen akhir bertindak sebagai penjual sedangkan perusahaan bertindak sebagai pembeli dan aktivitas ini dilakukan secara elektronis yang tentunya dengan menggunakan jaringan internet.
contoh : situs Priceline (www.priceline.com) yang memungkinkan seorang menjual rumah ke suatu perusahaan serta menyajikan berbagai macam spesifikasi tertertu dari suatu barang yang dijual.

4. Consumer to Consumer (C2C)

         Meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa antar konsumen dan melalui pihak ketiga yang menyediakan platform online untuk melakukan transaksi tersebut.


Risiko E-Commerce

1. Risiko Finansial, yaitu kemungkinan kerugian keuangan (contoh: bagaimana kalau setelah saya transfer barang tidak dikirim?).
2. Risiko Sosial, yaitu kemungkinan kerugian yang berhubungan dengan pengaruh nilai-nilai sosial maupun pandangan dari teman atau keluarga (contoh: bagaimana kalau saya dianggap enggak gaul kalau belanja online?).
3. Risiko Waktu, yaitu kemungkinan merasa rugi waktu karena proses pembelian online (contoh: bagaimana kalau barang yang saya butuhkan terlambat tiba di tempat?).
4. Risiko Kinerja, yaitu kemungkinan produk atau layanan tidak sesuai dengan yang diharapkan (contoh: bagaimana kalau produk ternyata tidak sesuai dengan gambar di situs web?).
5. Risiko Fisik, yaitu kemungkinan kerugian secara fisik (contoh: bagaimana kalau proses pembelian online ini membuat saya lelah karena prosesnya yang ribet?).
6. Risiko Psikologis, yaitu kemungkinan merasa tidak nyaman secara psikologis (misalnya: merasa tidak nyaman karena tidak bertemu dengan penjual).
7. Risiko Privacy, yaitu kemungkinan kerugian karena penyalahgunaan informasi personal oleh toko online. 
8. Risiko Security, yaitu kemungkinan kerugian karena penyalahgunaan informasi personal oleh pihak ketiga (seperti payment gateway, dll).


Perbedaan E-Commerce & E-Business

1. E-business mencakup area yang sangat luas, mulai dari pembangunan modal, sumber daya manusia, sumber daya teknologi, proses marketing dan pemasaran, manajemen perkantoran, proses audit, dan segala macam elemen lainnya. Sedangkan, e-commerce hanya berfokus pada proses jual beli atau pemindahtanganan yang dilakukan melalui proses transaksi secara elektronik di sebuah situs.

2. E-commerce merupakan bagian kecil dari sebuah e-business.

3. E-commerce hanya membutuhkan spesifikasi dan jga kemampuan analisa dari segi penjualan dan transaksi saja. Sedangkan e-business membutuhkan pertimbanan matang dari berbagai aspek, mulai dari aspek pemasaran, produksi, dan sebagainya.

Artikel Terkait