Asal dan Peran Filsafat

 

Asal filsafat

1.       Keheranan
Banyak filsuf menunjukan rasa heran (dalam bahasa yunani thaumasia) sebagai asal filsafat. Plato misalnya mengatakan: “mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari, dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan untuk menyelidiki. Dari penyelidikan ini berasal filsafat”.
2.       Kesangsian
Filsuf-filsuf lain, seperti Augustius (254-430 M) dan Rene Descartes (1596-1650 M) menunjukan kesangsian sebagai sumber utama pemikiran. Manusia heran, tetapi kemudian ia ragu-ragu. Apakah ia tidak ditipu oleh pancaindranya kalau ia heran? Apakah kitatidak hanya melihat yang ingin kita lihat? Dimana dapat ditemukan kepastian? Karena dunia ia penuh dengan berbagai pendapat, keyakinan, dan interpretensi.
3.       Kesadaran akan keterbatasan
Manusia memulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Manusia merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau kegagalan. Dengan kesadaranakan keterbatasan dirinya manusia mulai berfilsafat. Ia mulai memikirkan bahwa diluar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas (Harry Hamersman 1988, 11)

Peranan filsafat 

- Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Keadaan tersebut berlangsung cukup lama dan kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi yang begitu sakral yang selama itu tidak boleh digugat. Kendati pendobrakan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan.
- Pembebas
Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu. Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohannya. Demikian pula filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara berpikiryang mistis dan mitis.
- Pembimbing 
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistik mitis denganmembimbing manusiauntuk berpikir secara rasional. Membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membbimbing untuk berpikir lebih luas dan mendalam.

Artikel Terkait