Pada zaman ini, secara umum
terbagi menjadi tiga fase :
- Zaman batu tua yang berlangsung 4 juta tahun SM sampai 20.000/10.000 tahun SM. Pada zaman ini telah mempunyai beberapa ciri khas,di antaranya adalah menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal bercocock tanam dan berternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan primitif. Hal ini dikuatkan oleh penemuan-penemuan yang diperkirakan sebagai peninggalan zaman Sebelum Masehi, antara lain adalah:
- Zaman Batu Muda yang
berlangsung tahun 10.000 SM sampai 2000 SM atau abad 100 sampai 20 SM. Di zaman
ini telah berkembang kemampuan- kemampuan
yang sangat signifikan. Kemampuan itu berupa tulisan (dengan gambar dan
simbol), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan
kemampuan menghitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan,
matematika, dan hukum.
- Zaman Logam. Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM sampai abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai peralatan sehari - hari, bahkan sebagai perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang. Zaman ini disebut-sebut sebagai masa persiapan lahirnya filsafat (abad 6 SM). Disebutkan oleh K.Bartens, setidaknya ada tiga faktor yang mendahului lahirnya filsafat:
a. Alat-alat dari batu
b. Tulang belulang hewan
c. Sisa beberapa tanaman
d. Tempat penguburan
f. Tulang belulang manusia purba
a. Berkembangnya mite-mite atau mitologi yang
cukup luas di kalangan bangsa Yunani. Mitologi-mitologi ini dianggap salah satu
sebab yang membidani lahirnya filsafat karena mitologi merupakan percobaan
untuk memahami. Mite-mite telah memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang bergejolak dalam hati manusia, darimana dunia kita?
Darimana kejadian alam? Mite yang mencari keterangan tentang asal-usul
dalam semesta disebut mite kosmogonis, sedangkan mite yang
menerangkan tentang asal-usul dan sifat kejadian disebut dengan mite
kosmologis.
b. Kesusasteraan Yunani, seperti karya puisi Homeros yang
berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai kedudukan yang istimewa
dalam karya sastra Yunani. Bahkan dalam jangka waktu yang cukup lama, karya
tersebut dijadikan sebagai semacam buku pedoman bagi bangsa Yunani.
c. Pengaruh Timur Kuno seperti Mesir dan Babylonia yang
sudah mengenal ilmu hitung dan ilmu ukur. Tentu saja, hal ini berdampak positif
bagi bangsa Yunani, terutama perannya mendukung perkembangan astronomi Yunani.
Di sinilah letak kecerdasan bangsa Yunani, yang mampu mengolah kembali ilmu
pengetahuan dari timur dengan begitu ilmiah.
Filsafat Pra Yunani Kuno adalah filsafat yang
dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima
dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia
maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang
mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya
tersebut.
Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari
bahasa Yunani yaitu philosophia artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki
tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng
atau mite-mite yang diterima dari agama.
Pemikiran filosof inilah yang memberikan asal muasal
segala sesuatu baik dunia maupun manusia yang menyebabkan akal manusia tidak
puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal
manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang
menakjubkan itu.
Mite-mite
tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surga,
mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat
Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan (pendapat ini
adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal). Pendekatan yang rasional
demikian menghasilkan suatu pendapat yang dikontrol, dapat diteliti oleh akal
dan dapat diperdebatkan kebenarannya. Para pemikir filsafat yang pertama
berasal dari Dimiletos kira-kira pada abad ke 6 SM, dimana pada abad tersebut
pemikiran mereka disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh
manusia dikemudian hari atau zaman.
Dapat dikatakan bahwa mereka adalah filosof alam
artinya para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan
yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut (obyek pemikirannya adalah
alam semesta).
Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam
semesta, dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi
mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju,
rasional dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu
saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa
mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain pihak, orang cukup puas menerima
keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.
